VERSUS - Kemampuan Perusahaan atau Kesejahteraan Karyawan??
Topik yang akan saya bahas ini merupakan topik yang sering kali menjadi bahan utama perbincangan mengenai dunia bisnis dan perusahaan. Bagaimana tidak? Hal ini sudah jadi topik sakral yang tidak pernah kunjung padam, khususnya bagi perusahaan yang masih tergolong UMKM.
Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentunya setiap aspeknya harus saling bersinergi demi mewujudkan ekosistem bisnis yang sehat dan saling menguntungkan. Saya pikir hal ini tidak bisa disangkal oleh praktisi bisnis manapun. Hanya saja, sering kali terjadi sebuah masalah, khususnya dalam ranah UMKM, yang terkendala dalam masalah sumber daya utama, yaitu modal.
Sebagai seorang pengusaha, aspek modal merupakan hal yang fundamental. Skala bisnis menjadi sangat bergantung terhadap kepemilikan modal. Semakin besar modal, tentu skala bisnis dan manuver bisnis akan semakin mudah dijalankan, termasuk mencukupi kebutuhan karyawan dengan layak.
Bagi beberapa pelaku bisnis UMKM yang saya temui, modal menjadi hal yang sensitif, sehingga hal ini yang menjadi awal kemunculan frasa "Kemampuan Perusahaan" yang didasari dengan asumsi bahwa perusahaan tidak banyak bisa berbanah karena kemampuan perusahaan juga terbatas. Ya, saya dapat memaklumi bahwa konteks ini juga bisa dipikirkan dan dipahami. Namun, sering kali, hal ini menjadi sebuah tameng bagi para pelaku bisnis yang "nakal" agar tidak melakukan upaya maksimal dan mengambil risiko untuk berpihak pada kesejahteraan tim.
Pertanyaannya, apakah kesejahteraan karyawan bukan hal penting?? Tentu, pastinya penting, mengapa banyak regulasi mengenai tenaga kerja dimunculkan, ya, karena kesejahteraan pekerja itu merupakan hal yang perlu dipenuhi oleh setiap pengusaha. Bahkan, ada banyak benefitnya ketika karyawan sejahtera. Misalnya saja, dengan karyawan yang sejahtera, tentu karyawan tidak akan mudah berpaling pada perusahaan lainnya dan cenderung loyal untuk selalu bekerja dengan si pengusaha. Belum lagi, dalam kaca mata Manajemen SDM, tenaga kerja itu dipandang sebagai aset yang punya nilai investasi yang masif bagi kemajuan perusahaan.
At least, saya berpesan kepada setiap pengusaha, bahwa setidaknya jika Anda tidak mampu dengan penuh untuk memberikan regulasi yang sesuai dengan kebijakan pemerintah, setidaknya teguhkan visi dan langkah terukur untuk mencapai tujuan yang jelas. Ada langkah nyata! Gak kayak UMKM yang itu tu...