Minder Karena Salah Jurusan? Part 2

Minder Karena Salah Jurusan?  Part 2


Masih tidak relate? Yasudah, disini saya menggunakan real case saja. Yaitu saya sendiri. Jika flashback ke masa-masa sekolah, saya adalah lulusan pondok pesantren. Belum lagi, jurusan SMA-nya tidak umum, yaitu MAK atau Keagamaan. Ilmu Hadis, Ushul Fiqh, Tafsir Quran jadi makanan sehari-hari. Belum lagi jurusan kuliah saya adalah Pendidikan Agama. Jika Anda membayangkan, pasti harusnya yang terbesit dipikiran Anda mengenai prospek karir saya adalah menjadi guru agama, pemuka agama, dan sejenisnya.

Tapi, faktanya, saya saat ini justru aktif dalam dunia manajemen, khususnya pada sektor Human Resources atau Pengembangan Sumber Daya Manusia. Saya aktif sebagai Trainer, Coach, Public Speaker, hingga Konsultan Bisnis. Sudah banyak klien saya, mulai dari instansi pendidikan, hingga perusahaan yang berskala mikro hingga besar. Saya bisa berkarir dalam dunia ini, bukan tanpa alasan atau hanya terpeleset.

Dengan modal mentalitas dan mindset yang tepat, hal tersebut dapat mengantarkan saya hingga ke fase saat ini. Saya jadi teringat dengan salah satu landasan dasar yang diajarkan dalam ilmu Neuro-Lingistic Programming (NLP). “Jika ada seseorang yang bisa melakukannya, maka Anda juga bisa”. Artinya, Anda pun bisa tetap berkarir dengan apa yang Anda sukai walaupun jurusan Anda tidak sesuai. Tinggal seberapa besar pengorbanan Anda untuk mencapai asa itu.

Makanya, definisi sukses menurut saya adalah proses menyelaraskan antara harapan usaha. Ketika Anda punya impian mendapatkan uang sebulannya sebanyak 10 juta, maka usaha Anda juga perlu disesuaikan, misalnya dengan mencari pekerjaan sebagai freelance, menjualkan produk orang, dan lain sebagainya.

Bahkan kawan kuliah saya dulu pernah curhat, “Mas, aku, tuh, sebenarnya pengen masuk jurusan Hubungan Internasional karena pengen jadi Diplomat. Tapi orang tuaku nyuruh aku buat ambil Pendidikan Agama. Jadi, saya setengah hati ngejalaninnya”. Saya berpikir dan hanya membalas, “Coba bayangin, apa yang kamu dapatkan selama ini di kelas apa ndak ada yang bermanfaat? Ketika kamu punya dan jadi seorang ibu, modalmu untuk membesarkan anakmu, bukannya salah satunya dari pendidikan agama yang baik?”. Kawan saya saat itu langsung diam dan mikir.

Pada akhirnya, kesuksesan Anda dalam berkarir bukan hanya ditentukan oleh jurusan kuliah atau sekolah Anda. Mungkin saat ini yang tepat untuk kita kembali mengingat kalimat yang ada di bagian bawah setiap lembar buku tulisan sekolah kita yang lalu, “Where there is will, there is a way”. Yang penting ada keinginan yang kuat, pasti ada aja jalannya, boskuuh..